Rabu, 14 Januari 2009

Sukailah Pekerjaan yang Kau Miliki


Oleh: Karsinah

Tentu pembaca mengenal sosok satu ini. Terutama bagi mahasiswa jurusan Fisika. Rambut ikal, wajah bulat, berhidung besar, postur tubuh yang sedang dan berkulit kuning. Seringnya ke kampus dengan sepeda. Senyum selalu menghiasi wajahnya. Sikapnya yang murah hati untuk berbagi ilmu. Januardi salah satu mahasiswa Prodi Fisika FKIP Untan yang beruntung menjadi Finalis dalam Olimpiade Sains Nasional 2008 di Jakarta.

Malam itu saat hujan mengguyur bumi aku memutuskan bertandang ke sebuah rumah kontrakan mahasiswa Sambas. Rumah yang terletak di jalan Adi Sucipto gang Permai no 17. Aku menerobos samar cahaya malam. Rumah terlihat sepi. Dengan baju setengah basah ku ketuk pintu dan mengucapkan salam. Terdengar jawaban dari dalam. Dua orang laki-laki muncul menyambut kehadiran aku yang malam itu hadir bersama sahabatku.

Rumah itu terdiri dari tiga kamar dengan enam orang penghuni. Diruangan tengah terdapat tiga buah motor yang terjejer rapi. Kami melepas sandal saat memasuki ruangan. Semua penghuni laki-laki dan berasal dari Kabupaten Sambas.

Penampilan sederhana dengan sepedanya yang selalu kulihat setiap pagi di kampus. Tambahan pula seringnya aku melihat di toko buku Gramedia tengah asyik membaca buku hampir setiap kali aku ke Gramedia, membuatku langsung mengenal sosok itu. Selain itu, aku pernah mendapat cerita dari Ratio-ketua HMPF periode 2007/2008 mengenai kecerdasan dan juga sikap murah hatinya kepada semua teman-teman untuk berbagi ilmu.

“Jujur, aku salut ama dia. Orangnya cerdas tapi sederhana. Dia selalu berbagi ilmu yang dimiliki. Dia juga gak malu walau kuliah pake sepeda.”

Oleh karena itu, pada masa kepemimpinannya Ratio dan juga pengurus lain memilihnya untuk menjadi pengurus PA (Peningkatan Akademik). Tidak hanya Ratio, teman satu KKN aku di Kecamatan Teluk Batang mengatakan Jun adalah Einsten ke 2.

Berasal dari keluarga petani yang sederhana di Jawai tidak pernah menyurutkan tekadnya untuk meraih cita-cita. Justru sebaliknya, latar belakang keluarga memacunya untuk terus mengukir prestasi. Demi membahagiakan kedua orangtua, kakak, dan juga ketiga adiknya. Hal ini ia buktikan dengan IPK mencapai 3,73.

Mungkin semangatnya yang selalu terjaga menular padaku. Malam ini, walaupun malam berselimut hujan dan gelap aku tetap memutuskan untuk mewawancarainya sebagai profil untuk edisi Bulpen kali ini. Aku terburu deadline karena keesokan subuh dia akan pulang kampung.

Jun panggilan akrabnya mempersilahkan kami duduk disebuah kamar dengan ukuran 3x3m.

“Maaf ya, udah merepotkan. Silakan duduk.”

TV masih menyala. Rupanya Jun tengah menonton sambil menunggu aku yang telah berjanji menemuinya malam ini sesampainya dari bandara. Sore ini Jun baru pulang dari Jakarta mengikuti Olimpiade Sain Nasional dan esok subuh dengan motor ia langsung pulang ke Jawai.

Dengan kemeja batik berwarna hijau dan celana panjang hitam, Jun memamerkan senyum khasnya. Ia terlihat sungkan untuk membagi pengalaman prestasi yang pernah ia raih. Hampir di setiap pembicaraan selalu diselingi dengan senyum dan pandangan menunduk . Hanya sesekali menatapku.

Sejak SMA Jun sudah sering mengikuti perlombaan. Salah satunya Olimpiade Fisika tingkat kabupaten Sambas. Jun berhasil meraih juara pertama. Posisinya sebagai juara pertama Jun berhak menjadi utusan sebagai peserta Olimpiade tingkat Provinsi. Juara kedua berhasil ia raih. Selain itu, peringkat pertama juga dalam genggamannya selama di SMA.

Di tahun ke lima Jun kuliah, jiwa berkompetisi dan dorongan dari para teman-teman kuliah memacunya untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional. Walau semula Jun menganggapnya sebagai ajang coba-coba dan uji keberuntungan. Semua ia jalani natural aja. Bahkan, Jun tidak tahu kalau dia masuk sebagai finalis. Sampai akhirnya dua hari setelah pengumuman Jun mendapat telepon dari panitia pelaksana kalau dia termasuk dalam 33 besar Olimpiade ini.

Wajahnya sumringah sambil terus melanjutkan kisah pengalamannya.

Ditanya mengenai tips belajarnya agar terus terpacu, Jun hanya memiliki sebuah cara yaitu menyukai sesuatu yang di kerjakan. Karena rasa suka akan dengan sendirinya memunculkan rasa ingin tahu. Belajar adalah solusi untuk menjawab rasa ingin tahu itu. Rasa suka ini juga, Jun berkomitmen untuk mewujudkan cita-citanya membuat pesawat terbang.

“Kalo lagi gak semangat gimana? Kita kan gak selalu senang terhadap sesuatu” Tanyaku.

“Minta aja sama Allah supaya semangat kita terjaga. Biasanya dengan shalat malam. Tentunya juga shalat fardhu gak boleh ketinggalan.” Jawabnya.

Sosok yang selalu menggunakan setiap kesempatan sebaik-baiknya yakin dengan cita-citanya. Baginya Selama Tuhan masih memberi kesempatan untuk menghirup udara segar di dunia maka kesempatan akan selalu ada.

Nama : Juniardi

NIM : F03104005

Tempat Tanggal Lahir : Suah api, 28 Juni 1986

Hobi : Baca buku, nonton, dengerin musik.

Cita-cita : Membuat pesawat terbang

Moto : Gunakan kesempatan sebaik-baiknya

Prestasi :

1. Juara umum selama di SMA

2. Juara 1 Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Sambas 2003

3. Juara 2 Olimpiade Fisika tingkat Provinsi 2003

4. Finalis Olimpiade Sains Nasional di Jakarta 2008.

0 Comments:

Post a Comment